Rabu, 09 Januari 2013

MANAJEMEN KOPERASI


MANAJEMEN PRODUKSI

3.1 MANAJEMEN PRODUKSI
Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan  dan menambah kegunaan sesuatu barang dan jasa , untuk kegiatan  tersebut dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam  ilmu ekonomi  berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skill. Dari pengertian tersebut maka  apabila terdapat barang dan jasa yang diolah untuk menambah faedah atau kegunaan  bentuk, kegunaan waktu, maupun kegunaan tempat dengan  mrsebut menggunakan  faktor-faktor produksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka barang dan jasa tersebut dapat disebut hasil produksi.
           
pada umumnya  kegiatan untuk meningkatkan kegunaan suatu barang atau jasa tidak dapat dilakukan sendiri melainkan dilakukan bersama-sama dengan orang lain, maka kegiatan produksi memerlukan manajen kegiatan manajemen ini dibutuhkan untuk mengatur dan sa mengkombinasikan  faktor-faktor produksi guna meningkatkan  kegunaan suatu barang atau  jasa melalui skill. Tujuan dari manajemen  produksi adalah memproduksi atau mengatur produksi pada barang-barang dan jasa  daalm jumlah,kualitas, harga , waktu dan tempat, tertentu sesuai dengan  kebutuhan konsumen.
Untuk mencapai manajemen produksi tersebut maka harus dilakukan fungsebutnaan tesi-fungsi atau tugas –tugas perencanaan dan pengendalian  di bidang produksi. Pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut tentunya akan berhubungan dengan pengaturan interaksi antara faktor-faktor input di dalam proses produksi maupun dalam proses pengambilan keputusan di bidang produksi.
Manager produksi pada hakikatnya harus melakukan  tiga fungsi yaitu
Forecasting (peramalan)
Planning (perencanaan)
Controling( pengawasan)

Tugas perencanaan  biasanya dimulai dengan kegiatan peramalan yaitu prakiraan apa yang nantinya akan terjadi dimasa depan, terutama yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran bahan serta perkiraan terhadap kemajuan dan perkembangan teknologi. Tujuan dan peramalan atau perkiraan produkis adalah :
1 .Untuk dasar pembuatan budget
2. Meminimumkan persediaan barang jadi
3. Memanfaatkan fasilitas pabrik sebaik-baiknya untuk memproduksikan jenis produksi dalam jumlah yang menguntungkan
4 .Meminimumkan investasi modal pada peralatan
5. Menstabilkan kesempatan kerja sehingga tidak terdapat pertentangan antara managemen dengan karyawan
Dengan adanya peramalan maka kita dapat menyusun  perencanaan kegiatan untuk  melakukan  proses produksi sesuai dengan perkembangan situasi di masa depan. Adapun rencana yang harus disusun di dalam bidang produksi terdiri dari:
Perencanaan tentang pabrik, (letak pabrik, luas pabrik, bentuk pabrik )
Manufacturing planning( route aliran  proses produksi,metode kerja , alat-alat pembantu)
Production planning( desain baru, pola produksi, skedul ptoduksi)
Perencanaan  yang disusun tidak akan  berhasil apabila tidak diikuti dengan pengawasan. B ahkan lebih dari itu perencanaan itu sendiri harus digunakan sebagai alat untuk mengawasi kegiatan-kegiatan. Pengawasan pada dasarnya adalah pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan apakah telah terlaksana sesuai dengan rencana  atau tidak. Penggunaan perencanaan dan pengawasan   secara bersama inilah yang disebut pengendalian, yang merupakan fungsi   ke  tiga dari manajer produksi.
3.2 budget produksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi budget produksi adalah:
1 .rencana penjualan yang tertuang dalam budget penjualan, khususnya rencana tentang  jenis dan jumlah barang yang dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang
2 .kapasitas mesin dan peralatan produksi yang tersedia serta kemungkinan perluasannya diwaktu yang akan datang
3 .tenaga kerja yang tersedia baik jumlahnya maupun keterampilan dan keahliannya, serta kemungkinan perkembangan diwaktu yang akan datang
4 . modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan penambahannya diwaktu yang akan datang
5 .fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan
6 .luas perusahaan yaang optimal, yaitu kapasitas produksi yang memberikan biaya produksi rata-rata per unit yang paling rendah
7 . kebijaksanaan perusahaan di bidang persediaan barang jadi yang jug a di pengaruhi oleh:
a.fluktuasi penjualan dari waktu ke waktu selain periode yang akan datang
b.fasilitas tempat penyimpanan yang tersedia
c.resiko kerugian yang timbul dalam rangka penyimpanan
d.tingkat perputaran persediaan barang jadi diwaktu yang lalu
e.lamanya waktu yang diperlukan untuk memproses bahan mentah hingga menjadi barang jadi
f.modal kerja yang dimiliki perusahaan
8 .kebijaksanaan perusahaan dalam rangka menetapkan pola produksi selama periode yang akan datang.
Dalam praktek kehidupan  perusahaan dalam kaitannya dengan penyusunan budget produksi sering ditetapkan suatu kebijaksanaan tertentu khususnya tentang hubungan antara tingkat persediaan barang yaitu sebagai berikut:

a.kebijaksanaan yang mengutamakan stabilitas tingkat produksi dengan tingkat persediaan barang yang dibiarkan menganbang
b.kebijaksanaan yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan barang dengan tingkat produksi yang dibiarkan mengambang
c. kebijaksanaan yang merupakan kombinasi dari dua kebijaksanaan yang disebut terdahulu, dimana tingkat produksi maupun tingkat persediaan sama-sama berubah dalam batas-batas tertentu
Langkahan -langkah yang harus ditempuh dalam rangka penyusunan bahan produksi adalah:
1.      Penentuan periode waktu yang akan di pergunakan sebagai dasar penyusunan budget  produksi oleh bagian produksi .
     2 .Penentuan jumlah satuan fisik barang yang harus  diproduksi dengan mempertimbangkan budget penjualan
3        .Penentuan waktu pembuatan barang
       4  .Penetuan lokasi pembuatan barang
5.Penetuan urutan-urutan proses produksi
6. Penentuan standar pemakaian fasilitas produksi agar tercapai tujuan efensiensi
7. Penyusunan program pemakaian bahan baku, tenaga kerja dan peralatan
8. Menyusun standar biaya produksi
9. Tindakan korektif bila diperlukan
Jangka waktu  produksi serta jumlah produk
jadi yang akan diproduksi seperti, fasilitas produksi, pergudangan, stabilitas tenaga kerja, stabilitas bahan baku dan modal yang dimiliki. Kemudian karena budget produksi berkaitan dengan menetukan besar kecilnya persediaan adalah: daya tahan produk yang akan disimpan, sifat penawaran bahan baku,biaya-biaya produk yang akan disimpan, sifat penawaran bahan baku, biaya-biaya yang mungkin timbul sehubungan dengan penyimpanan barang dan besar kecilnya modal kerja yang tersedia dan resiko yang mungkin harus dipikul

3.3 Manajemen  persediaan  
Persediaan atau inventory merupakan elemen utama dari modal kerja, oleh karenanya  persediaan merupakan  aktiva yang selalu dalam keadaan  berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan.
Masalah ;penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan merupakan masalah p;enting bagi perusahaan, karena persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan.
Dalam perusahaan perdangangan pada dasarnya  hanya satu golongan persediaan yang mepunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut merchandise inventory (persediaan barang dagangan) persediaan disini merupakan  persediaan barang yang terus berputar, yang selalu dibeli, dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan.
Pada umumnya penggolongan persediaan dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
a.persediaan bahan mentah
b.persediaan barang dalam proses /barang setengah jadi
c. persediaan barang jadi
Faktor-faktor yang mempengaruhinya , antara lain sebagai berikut:
Lead time, atau lamanya masa tunggu bahan yang dipesan datang, semakin lama masa tunggu, semakin besar persediaan yang harus di sediakan.
Frekuensi penggunaan bahan selama satu periode frekuensi pembelian yang tinggi, menyebabkan jumlah persediaan menjadi lebih kecil untuk satu periode pembelian.
Jumlah dana yang tersedia .dana kadang-kadang menjadi kendala yang serius jika kebutuhan bahan  meningkat. Jumlah persediaan dipenuhi sesuai dengan standar yang ideal jika dana yang tersedia jumlahnya terbatas.
Daya tahan material. Daya tahan yang rendah jika tidak diimbangi dengan teknologi penyimpanan yang tepat akan menimbulkan  kerusakan kualitas bahan mentah yang disimpan sehingga perusahaan tidak berani menyimpan dalam jumlah besar.

 Tinggi rendahnya inventory turnover (perputaran persediaan ) mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam persediaan. Makin tinggi turnovernya, berarti semakin cepat perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam persediaan, sehingga untuk memenuhi volume pasar tertentu dengan naiknya turnovernya dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil.

statistik



STATISTIK

POPULASI
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajaridan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang pelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek  atau obyek yang diteliti.

SAMPEL
Sampel adalah bagaian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya, karena keterbatasa dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampelyang diambil dari populasi. Untuk sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representarif.

TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terhadap berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.
1.        Probability Sampling
Probability sampling adalah pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
2.        Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksudental, purposive, jenuh snawball.
a.       Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penganbilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengmbilan sampel dapat dilakukan dengan mengambilan nomor gajil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertutu.
b.      Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang dinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urus Ijin Mendirikan Bagunan (IMB). Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipadang selum selesai.

c.       Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipadang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d.      Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e.      Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakuakan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang,atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalah yang sangat kecil.
f.        Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,kemudian besar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang inisebelum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lainyang dipadang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak